PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 275 JAKARTA

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Sitti Nurbaya

Text

Sitti Nurbaya

Marah Rusli - Nama Orang;

Dalam novel ini dikisahkan cerita dua remaja, Sitti Nurbaya dan Samsul Bahri, sejak dari sekolah rakyat. Rumah mereka berdua berdekatan. Sitti Nurbaya adalah anak pedagang kaya Bagindo Sulaiman, dan Samsul Bahri adalah anak Sutan Mahmud seorang Penghulu di Padang. Karena Samsul Bahri harus melanjutkan sekolah dokter, Samsul Bahri berangkat ke Jakarta. Datuk Maringgih adalah seorang kaya yang kikir di Padang. Dengan tipu muslihatnya, Bagindo Sulaiman jatuh miskin. Bagindo Sulaiman meminjam uang pada Datuk Maringgih. Uang itu tidak dapat dikembalikan oleh Bagindo Sulaiman. Datuk mengadukan hal itu kepada Belanda agar Baginda Sulaiman dipenjarakan. Bagindo Sulaiman dapat tidak dipenjara asal Sitti Nurbaya dapat diperistri oleh Datuk Maringgih. Sitti Nurbaya tanpa dipaksa oleh Baginda Sulaiman rela menikah dengan Datuk Maringgih. Samsul Bahri sangat kecewa setelah mendengar perkawinan Sitti Nurbaya itu. Samsul Bahri nekad membunuh diri. Akan tetapi, rencana itu dapat digagalkan oleh seseorang. Sutan Mahmud di Padang telah mendengar bahwa Samsul Bahri telah meninggal karena bunuh diri. Samsul Bahri masuk menjadi opsir Belanda. Ketika Samsul Bahri dikirim ke Padang untuk memadamkan suatu pemberontakan di sana, ia bertemu dengan pemberontak yang dikepalai oleh Datuk Maringgih. Dalam pertempuran itu Datuk Maringgih meninggal dunia dan Samsul Bahri meninggal setelah berada di rumah sakit. Sitti Nurbaya telah lama meninggal dunia karena diracun oleh Datuk Maringgih. Sampai sekarang di Gunung Padang ada lima kuburan yang berjejer. Kuburan itu adalah kuburan Bagindo Sulaiman, kuburan Sitti Nurbaya, kuburan Samsul Bahri, kuburan Sitti Maryam (ibu Samsul Bahri), dan kuburan Sutan Mahmud (ayah Samsul Bahri). Novel Sitti Nurbaya merupakan novel yang digemari oleh masyarakat sehingga nama Sitti Nurbaya dikenal oleh masyarakat Indonesia sampai saat ini. Novel ini telah mengalami tiga kali perubahan ejaan, yaitu Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Republik, dan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Novel ini dilengkapi dengan sembilan buah gambar lukisan.


Ketersediaan
B06444899.221 RUS s c1Perpustakaan SMPN 275 Jakarta (800)Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
899.221 RUS s
Penerbit
Jakarta : Balai Pustaka., 2010
Deskripsi Fisik
xviii + 364 hlm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-979-407-167-0
Klasifikasi
899.221
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Cetakan Keempatpuluh Tujuh
Subjek
Kesusastraan
Novel Indonesia
Kesusastraan Indonesia
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Marah Rusli
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 275 JAKARTA
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

Bantinglah otak untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya guna mencari rahasia besar yang terkandung di dalam benda besar yang bernama dunia ini, tetapi pasanglah pelita dalam hati sanubari, yaitu pelita kehidupan jiwa." - Al-Ghazali

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik