PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 275 JAKARTA

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Maulwi Saelan: Penjaga Terakhir Soekarno

Text

Maulwi Saelan: Penjaga Terakhir Soekarno

Asvi Warman Adam - Nama Orang; Bonnie Triyana - Nama Orang; Hendri F. Isnaeni - Nama Orang; M.F. Mukthi - Nama Orang;

JAKARTA, 18 MARET 1966, sekitar air mancur di mulut Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta. Presiden bertanya…, ”Katanya tadi sudah beres, kok begini?” Tidak ada jawaban. Beberapa pasukan RPKAD berada di pinggir jalan…. Pengawalan terdiri dari empat jip terbuka, dua di depan dan dua di belakang mobil Presiden (Soekarno). Para pengawal meloncat dari jip dan memposisikan diri di sekeliling mobil Presiden. Pasukan RPKAD mengokang senjata. Maulwi Saelan loncat dari mobil dan bergerak ke arah pasukan RPKAD sambil berteriak, ”Jangan tembak, jangan tembak, jangan tembak…”

Pengamanan Presiden sudah jadi persoalan sejak Indonesia merdeka, 17 Agustus 1945. Awalnya pengamanan dirasa cukup dilakukan beberapa polisi yang tergabung dalam Pasukan Pengawal Pribadi Presiden. Namun, setelah terjadi rangkaian percobaan pembunuhan Presiden Soekarno, dimulai dengan insiden penggranatan di Cikini, 1957, dibentuklah Tjakrabirawa pada 1962. Letnan Kolonel Maulwi Saelan, yang ketika itu bertugas di Makassar, ditunjuk sebagai Kepala Staf, dan selanjutnya menjadi Wakil Komandan Tjakrabirawa.

Posisi inilah yang membuat Maulwi Saelan berada di samping atau di dekat Bung Karno di saat-saat paling kritis dalam masa peralihan kekuasaan, 1965-1966. Ia pun berada di istana pada tanggal 4 Agustus 1965, ketika Bung Karno diserang stroke ringan, meski kemudian dapat pulih kembali.

Buku ini tak hanya bercerita tentang pengalaman Maulwi Saelan sebagai penjaga fisik Presiden Soekarno, sejarawan Asvi Warman Adam, Bonnie Triyana, Hendri F. Isnaeni, dan MF. Mukthi juga menuturkan semangat perjuangan Maulwi Saelan sedari remaja untuk membela Tanah Air, sebagai penjaga Republik, juga penjaga Presiden agar terluput dari fitnah sejarah yang dilontarkan rezim penguasa Orde Baru.


Ketersediaan
B00061920 ADA m c1Perpustakaan SMPN 275 Jakarta (900)Tersedia
B00062920 ADA m c2Perpustakaan SMPN 275 Jakarta (900)Tersedia
B00063920 ADA m c3Perpustakaan SMPN 275 Jakarta (900)Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
920
Penerbit
Jakarta : Kompas., 2015
Deskripsi Fisik
376 hlm,; 14 x 21 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-979-709-793-6
Klasifikasi
920
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Cetakan ketiga
Subjek
Sejarah dan Geografi
Biografi
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Asvi Warman Adam, Bonnie Triyana, Hendri F. Isnaeni, M.F. Mukthi
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 275 JAKARTA
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

Bantinglah otak untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya guna mencari rahasia besar yang terkandung di dalam benda besar yang bernama dunia ini, tetapi pasanglah pelita dalam hati sanubari, yaitu pelita kehidupan jiwa." - Al-Ghazali

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik