Text
Kolaborasi Kebaikan: Narasi Tentang Kepemimpinan dan Peradaban
Lihatlah bangsa ini. Lahir dengan begitu memesona. Gotong royong sebagai modal sosial. Setelah itu, keberagaman menjadi ciri khasnya. Mewujudkan identitas kolektif yang menjadi simpul pemersatu bangsa. Tetapi, negeri ini sedang terkena sakit komplikasi; penyakit akut. Berbagai macam dokter didatangkan untuk mendeteksi penyakitnya. Dokter tradisional berkata bahwa sakitnya negeri ini karena diguna-guna kemiskinan, kebodohan, dan kemelaratan. Sedangkan, dokter modern dengan alat canggihnya mendiagnosis bahwa sakitnya negeri ini karena mengalami luka dalam di otak; bahwa ingatan kolektif sebagai satu bangsa yang bineka mulai kabur dikoyak zaman berteknologi tinggi. Barangkali itulah yang menggambarkan kondisi bangsa kita saat ini.
Telah banyak orang cerdas, kaum terdidik, yang mendapatkan manfaat dari proses pendidikan. Saat mereka mengenyam pendidikan di sekolah hingga perkuliahan, mereka memiliki idealisme yang tinggi. Namun, sangat disayangkan, ketika mereka melangkahkan kakinya pasca kampus, godaan dunia ternyata lebih menyenangkan. Harta, tahta, dan wanita menjadi bagian problematika umat. Mereka yang mulanya hidup sederhana, kini tak tahan untuk bisa bermewah-mewah. Alhasil, integritas dan moralitas dikesampingkan. Korupsi, konflik horizontal, dan perilaku negatif lainnya marak terjadi. Kondisi itu membuat kita patut berefleksi. Jalan panjang yang hendak kita tempuh nyatanya masih diisi oleh kebatilan. Negeri yang dihuni oleh ratusan juta umat muslim terbesar di dunia seharusnya menjadi contoh dan teladan dunia. Untuk itu, kita harus berbenah. Kita harus memperbaiki yang kurang dari penyelenggaraan republik ini.
Kolaborasi kebaikan merupakan upaya membangun titik temu di antara segenap anak bangsa, khususnya dalam hal-hal baik. Caranya adalah dengan mengedepankan kepentingan bersama, dalam hal ini bangsa dan negara, di atas kepentingan pribadi. Hal ini sejalan dengan apa yang diperintahkan oleh Allah Swt., untuk saling tolong-menolong dalam kebajikan (QS. Al-Maidah: 2). Bayangkan, sebanyak 250 juta jiwa bangsa Indonesia saling tergerakkan hati dan pikirnya untuk melaksanakan kolaborasi kebaikan; memberikan karya kontributif yang berdampak bagi kebaikan umat manusia, maka betapa mengagumkannya bangsa ini.
Buku ini ditulis dengan alur yang jelas, dimulai dari membangun individu, keluarga, masyarakat, negara, dan dunia. Pada bagian akhir, penulis menegaskan bahwa posisi kita sebagai pemimpin di muka bumi akan berupaya terus-menerus melakukan amar makruf nahi mungkar. Mendayagunakan segenap potensi, terutama ilmu pengetahuan untuk berpihak dan berjuang agar Indonesia mampu memimpin peradaban dunia baru sebagaimana kita cita-citakan. Selamat membaca!
B02026 | 658.401 BAG k c1 | Perpustakaan SMPN 275 Jakarta (600) | Tersedia |
B02027 | 658.401 BAG k c2 | Perpustakaan SMPN 275 Jakarta (600) | Tersedia |
B02028 | 658.401 BAG k c3 | Perpustakaan SMPN 275 Jakarta (600) | Tersedia |
B02029 | 658.401 BAG k c4 | Perpustakaan SMPN 275 Jakarta (600) | Tersedia |
B02030 | 658.401 BAG k c5 | Perpustakaan SMPN 275 Jakarta (600) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain